Total Tayangan Halaman

Selasa, Maret 12, 2013

CLICK—CLOCK,,, CLICK—CLOCK !!!


“DUG, DUGG, DUGGG… DUG, DUGG, DUGGG…”,,,
gedoran pintu kamar mandi yang terjadi hampir tiap pagi di sebuah bangunan kerajaan kecil nan bersahaja. Dimulai dari setelah subuh sampai pukul tujuh pagi. Di dapur, ibu sibuk mempersiapkan sarapan istimewa bagi penghuni kerajaan kecil ini. Sang ayah sibuk dengan baju dan tugas-tugas kantor yang belum sempat dibereskan setelah semalaman bertarung dengan malam untuk menyelesaikan tugasnya, sedangkan adik-kakak sibuk mempersiapkan peralatan sekolah yang akan dibawa diiringi beberapa teriakan dan omelan-omelah ricuh yang biasa terjadi antar kedua saudara itu hampir tiap pagi. Hanya saat akhir pekan saja teriakan itu terdengar lebih ramah karena dua orang anak manusia itu lebih suka menghabiskan waktu pagi akhir pekannya di dalam gua persembunyian mereka masing-masing. Sampai tiba waktunya sesosok wanita anggun nan cantik memecahkan keheningan dalam pertapaan mereka untuk berkumpul menyantap hidangan pagi istimewa.
Dalam gemparnya suasana kerajaan rumah tangga yang berisik itu, beberapa burung kecil dengan damainya bersiul tenang pada sebuah ranting pohon di seberang jendela. Dan aku? Hmm, aku hanya duduk termangu dengan dentuman detikku yang terus mengalun menyaksikan semua kesibukan pagi ini. Ya, ya, sibuknya pagi hari…
Meskipun sekarang aku bertindak sebagai penonton dalam semua kericuhan itu, tetapi akulah sebenarnya penyebab utama dari kegemparan dalam bahtera kerajaan ini. Ya, dengan dentanganku yang membahana telah menyadarkan penghuni kerajaan ini untuk bergegas melaksanakan kewajiban sekaligus tugasnya pada pagi hari nan indah. Sebenarnya akupun tak mau menjadi tersangka utama dari gemparnya kerajaan ini tiap pagi namun apa daya diriku yang telah terprogram secara otomatis sejak awal penciptaku menciptakanku.
Click-clock,,, click-clock,,,
alunan detikpun berubah menjadi menit, dan mulailah ketenangan rumah ini setelah satu persatu ditinggalkan penghuninya-untuk sementara-. Hanya tertinggal seorang wanita cantik sang penguasa kedua kerajaan rumah tangga ini yang melanjutkan titah sang penguasa utama untuk menjaga dan melindungi ketenteraman kerajaannya. Ya,, itulah ibu- mereka menyebutnya-. Mulailah sang ibu melaksanakan tugas-tugasnya dengan bijaksana dan penuh keanggunan. Dan aku setia menemani sang ibu dalam menjalani detik, menit, dan jam yang terus berganti.
Terkadang akupun merasa iba melihat sesosok perempuan melakukan pekerjaan melelahkan seperti yang ibu lakukan. Ingin sekali diriku melompat dan membantunya sekuat tenagaku. Namun, aku tak bisa. Hanya bisa kupandangi saja sang ibu melakukan tugas besarnya dengan derasnya keringat dan desahan napas yang berat menandakan beliau telah bekerja keras. Tetapi semakin kulihat sosok perempuan di depanku ini dan kuperhatikan ia setiap hari, setelah selesai melaksanakan tugas rumah tangganya lantas ia tersenyum seolah menandakan kepuasannya telah menjadi seorang ibu yang bertanggung jawab penuh atas rumah tangga ini. Dan setelah berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun ku berada dan menjadi bagian dalam keluarga kerajaan kecil ini ternyata memang itulah pilihan terbaik sang ibu dengan kepuasannya menjadi sosok perempuan hebat yang bernar-benar berfokus atas pekerjaannya sebagai penguasa kedua kerajaan rumah tangga tersebut.
Suinggg, suinggg,,,
tiupan angin sepoi-sepoi menambah damainya kerajaan yang telah ditinggalkan oleh sebagian penghuninya untuk sementara. Menjelang tengah hari tiba-tiba aku tersentak dengan bunyi-bunyi nyaring di dalam salah satu ruangan dalam kerajaan kecil ini.
Sreeeng.. Sreeeng.. Sreeeng.. Osreeeng.. Osrengggg..
Ho,ho,, ternyata minyak goreng yang sudah tidak sabar ingin melumasi ikan-ikan segar dalam balutan bubuk putih untuk segera dipanaskan. Dan ikan-ikan itupun dengan kegirangan langsung saja melompat ke dalam minyak goreng panas- ‘bak’ kolam pemandian air panas- agar tubuhnya segera mendapatkan kehangatan dengan berubah warna menjadi coklat keemasan yang menggugah selera. Hmm,, yummi…
Yachh,, walaupun sudah lama juga aku menjadi bagian dari keluarga ini, suara-suara nyaring selain dari kedua putra-putri kerajaan sungguh membuatku terkaget-kaget juga. Pernah, sampai-sampai hampir saja ku jatuh tersungkur dan terjerembab gara-gara sang ibu kurang berhati-hati membawa panci kosong sehingga jatuhnya panci itu ke lantai yang keras membuat suara yang nyaris menandingi suara dentanganku yang dahsyat. Namun, segera ku kendalikan diri dan ku perbaiki posisi kotakku yang agak miring. Untungnya aku tidak terjatuh. Jika saja hal itu sampai terjadi, tamat sudah riwayatku.
Matahari mulai mencondongkan dirinya menuju ke arah barat. Dan saat itu pula keheningan dan ketenangan dalam kerajaan kecil ini berubah menjadi gempar seolah telah terjadi gempa 8,6 skala richter. Mm, mungkin terdengar berlebihan ya? karena seberapa besar goncangan yang diakibatkan oleh gempa itu, akupun tak tahu. Aku hanya mendengarnya melalui sebuah kotak yang dapat mengeluarkan suara dan gambar-gambar warna-warni bergerak yang sering disaksikan oleh penghuni kerajaan ini. Konon, gempa itu dapat menyebabkan kekacauan maha dahsyat karena dapat menyebabkankan air laut memuntahkan airnya sampai ketengah daratan dan menyapu semua yang diterjangnya untuk diseret kembali ke tengah lautan. Dahsyat bukan? Tetapi, untuk kejadian dalam kerajaan rumah tangga ini tidak sedahsyat itu ko’… mungkin hanya berbeda sedikit :-p
Kembali kepada kegemparan yang tiba-tiba saja menyerbu tanpa ampun masuk ke dalam kerajaan kecil ini.. ya, itulah mereka dua kakak-adik yang tidak mau mengalah satu sama lain sehingga selalu berselisih. Meskipun keduanya terdengar kasar kepada satu sama lain, namun pada saat menyapa seorang wanita yang mereka sebut ibu suara mereka secepat kilat berubah lembut dan penuh kasih sayang. Dan aku selalu bertanya-tanya kenapa… dan entahlah,,, sampai saat inipun aku tak tahu kenapa.

Click,, clock,,  Click,, clock,,
tanganku tepat menunjuk angka lima dan mataharipun akan segera berpulang ke ufuk barat, menghilang di balik cakrawala, menyembunyikan terang sinarnya yang selalu bercahaya. Itulah saat dimana bulan memunculkan batang hidungnya dengan cahaya yang terang diantara gelapnya hari yang disebut malam. Masih dengan riuh ramai kerajaan ini, namun saat-saat seperti ini riuh ramainya lebih terasa riuh ramai bersahabat. Tanpa adanya rasa diburu waktu dan tergesa-gesa. Dan waktu-waktu seperti inilah yang paling dirindukan setiap saat, bahkan aku yang hanya bisa melihat saja juga merasakan saat-saat seperti inilah yang selalu kurindukan. Saat semua berkumpul dalam satu ruangan dan saling bercerita diselingi canda tentang apa yang terjadi hari ini, itulah saat membahagiakan untuk dilihat, dirasakan, dan dikenang.
Selesai perkumpulan keluarga tadi sang putri dan pangeran bergegas pamit menuju ke ruang pertapaannya untuk menyelesaikan tugas sekolah mereka masing-masing,, ya, sekolah tempat menuntut ilmu, berbagi pengalaman dan bermain bersama. Itulah yang kudengar tentang sekolah. Kulihat kedua adik-kakak itu dengan khusyuk dan serius menulis dan membolak-balik bukunya. Benar-benar berbeda 180 derajat dari waktu pagi hari mereka. Tidak berisik, tidak mengomel satu sama lain, dan tenang. Hal itu membuatku berpikir bahwa hebat sekali pengaruh dari sekolah itu ya? Sampai-sampai membuat kedua anak manusia yang berisik ini jadi diam, tenang, dan terlihat manis. Ya,, mungkin memang itulah kehebatannya sekolah. Jadi, memang tidak sia-sia mereka pergi sekolah tiap pagi untuk belajar yach? Belajar menghargai diri sendiri, belajar menghargai waktu, dan belajar menghargai orang lain…
Semakin larut suasana malam semakin sepi dan benar-benar sepi tanpa suara dan cahaya yang berarti. Hanya suara jangkrik yang masih terjaga yang terdengar. Tetapi… sayup-sayup kudengar suara, “tik,,, tik,,, tik,,,” dari sebuah ruangan dalam kerajaan kecil ini yang masih terang benderang. Semakin kuperhatikan ternyata seorang lelaki gagah perkasa masih terjaga,, ya, sang penguasa utama rumah tangga dalam kerajaan kecil ini- ayah-.  Memang saat-saat seperti inilah sang ayah dengan tenangnya melaksanakan tugas-tugas kantornya yang rumit. Dan terkadang kulihat setelah selesai dengan pekerjaan kantornya, beliau masih terdiam di atas kursi kerjanya memikirkan sesuatu. Entahlah,, sesuatu yang cukup rumit mungkin karena terkadang kulihat ayah mengerutkan keningnya berlipat-lipat. Hm, Mungkin karena jabatan yang beliau emban sangat membutuhkan tanggung jawab besar, yaitu sebagai seorang penguasa utama kerajaan ini. Sehingga beliau mempunyai tanggung jawab penuh atas keberlangsungan kerajaan ini agar tak sampai jatuh. Dan mungkin itu juga yang membuat sang ayah menjadi terlihat lebih tua dengan mulai terlihatnya kerutan-kerutan di wajahnya yang selalu bertambah dan juga rambut kepalanya yang mulai memutih, disamping faktor umur tentunya. Mm..mm.. Entahlah..
Click,,,,,, clock,,,,,, click,,,,,, clock,,,,,,
waktu-waktu seperti inilah, waktu dimana diriku adalah penguasa kerajaan sejati. Yaaa… penguasa tertinggi kerajaan,, HA HA HA..-ups, hanya bercanda ;p-,, tetapi memang saat seperti inilah saat dimana hanya denting-denting detikku yang berkuasa memenuhi seluruh ruang dan waktu.  Seolah dunia ada dalam genggamanku. Meskipun hanya beberapa jam saja dalam sehari, namun itu sudah cukup membuatku bangga akan diriku yang kecil ini. Ya, waktu tengah malam yang istimewa.
Click, clock…
Wah, sudah sepertiga malam berlalu.. mungkin aku harus bersiap-siap untuk mengerahkan tenaga dan perhatianku agar aku bisa berdentang dengan mantap dan elegan. Yaa, agar orang-orang dalam kerajaan kecil ini bisa membuka matanya dengan mantap dan segar sehingga dapat memulai hari dengan indah dan bahagia. Sebentar lagi, ya,, sebentar lagi.
… Nah,, sekaranglah saatnya,,,,,, tangan panjangku telah menunjuk angka 12 dan tangan pendekku telah menunjuk angka 4. Yups, pukul 04.00 WIB…
Inilah saatnya…
TOOOEEEENGGGGGGGGG,,,   TOOOEEEENGGGGGGGGG,,,
TOOOEEEENGGGGGGGGG,,,   TOOOEEEENGGGGGGGGG,,,
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Hufh,,, selesai sudah tugasku hari ini,,,
Dan………
“GRUDUK, GLUDUG, GRUDUK, GLUDUG…”
 .. .. .. .. dimulailah kesibukan pagi ini seperti biasa…
----SELESAI----
Coretan-coretan tinta sebuah jam dinding tua
di dinding rumahku-rumahmu-rumah kita

2 komentar:

  1. Dan kuhadir untuk ikut serta dalam kerajaan yg slalu bersahaja ini
    I Love U

    BalasHapus
  2. Dan kuhadir untuk ikut serta dalam kerajaan yg slalu bersahaja ini
    I Love U

    BalasHapus

Tulis apa saja wis,,