Total Tayangan Halaman

Rabu, April 01, 2020

Aku kembali ๐Ÿ˜„


Lama sekali g nulis lg diblog,, karena memang aq ny aja y yg g suka nulis ๐Ÿค—๐Ÿ˜…
Mau nulis apa jg jd bingung,,,
Sekarang aq sudah dalam keadaan yang berbeda, tidak seperti dulu saat pertama kali buat blog, itu sekitar 7 atau 8 tahun yang lalu,,, semakin kesini, semakin bertambah usia semakin banyak pengalaman yang didapat, banyak suka duka, tawa sedih menyertai hidup...
Sampai pada titik ini, yaaa kita kn tidak pernah tahu ke depannya akan seperti apa. Tapi apa yang kita dapat hari ini adalah apa yg sudah kita usahakan sebelumnya. Apapun yang terjadi sekarang, tetap bersyukur, jalani hidup yang kau pilih dengan ikhlas penuh tanggung jawab. Yg mungkin tidak mudah, penuh ujian. Yah inilah hidup. Klo g ada ujian, kita g akan pernah tahu sekuat apa kita. 
Satu hal yang pasti dalam hidup adalah usaha kita untuk selalu berbuat baik dan bermanfaat. Mungkin ada titik dimana kita tidak akan pernah mengerti kenapa hidup yang kita jalani terasa berat atau bahkan mungkin terasa ringan? Ya, itulah hidup. Terus berputar. Ada masa kita menjalaninya terasa saangaatt berat, seolah tidak ada harapan. Jika itu pernah kamu alami, mungkin saat ini sedang kamu alami. Berpikirlah positif, bisa jadi inilah cara Allah SWT membuat kita kuat dengan cobaanNya. Bisa jadi inilah jalan yang dibuatNya untuk menyadarkan kiya akan nikmatNya. Bersyukur, karena masih banyak orang-orang lain yang mempunyai cobaan yanh lebih berat dari yang kita alami. Hadapi setiap cobaan dengan tabah dan ikhlas. Yakin peryolonganNya tidak akan lepas dari kita. Jangan pedulikan omongan orang tentang kita. Fokuslah pada hidup kita, bukan malah mengurusi hidup orang lain. Insya Allah pasti badai berlalu.
Atau masa disaat kita diberi banyak kemudahan olehNya. Pekerjaan, keuangan, keluarga, semua baik-baik saja. Tetap bersyukur, rendah hati untuk selalu taat padaNya. 
Tetap berbuat baik dan memberi manfaat untuk sekitar akan menyamankan hidup kita. Dan berpikiran positiflah untuk menjalani hidup yang damai.
G tau mau nulis lagi tentang apa inih,, ๐Ÿ˜Š
Sekedar curahan hati di sore nan sahdu ini. Selamat berktivitas kembali. Salam semangat sehat... ๐Ÿ˜ƒ๐Ÿ˜

Kamis, Agustus 01, 2013



Ya Allah, rahmatilah aku dengan Al Qur’an, dan jadikanlah Al Qur’an itu untukku sebagai imam, cahaya, petunjuk, dan rahmat. Ya Allah, ingatkanlah aku ketika lupa darinya, dan berikanlah pengetahuan atas kebodohanku , dan berikanlah rezeki kepadaku dengan membacanya sepanjang malam dan siang, dan jadikanlah Al Qur’an itu sebagai hujjah (penjelas) bagiku wahai Tuhan Pemelihara alam.
Ya Allah, berikanlah kemaslahatan kepadaku, agamaku yang mana (agama itu) menjadi peneguh (penguat) dalam urusanku. Dan berikanlah kemaslahatan untuk duniaku karena dunia itu merupakan tempat hidup dan kehidupanku. Dan berikanlah kemaslahatan untuk akhiratku, karena akhirat merupakan tempat kembalinya aku. Dan jadikanlah kehidupanku untuk menambah kebaikanku. Dan jadikanlah kematianku akhir dari segala perbuatan burukku.
Ya Allah, jadikanlah kebaikan di akhir umurku, dan jadikanlah sebaik-baiknya amal perbuatan di akhir hayatku, dan sebaik-baiknya hari ketika aku bertemu dengan-Mu.
Ya Allah, sesungguhnya aku maminta kepada-Mu kehidupan yang menyenangkan, kematian yang nyaman, dan tidak dikembalikan pada tempat yang hina dan buruk.
Ya Allah, aku meminta kepada-Mu perkara yang baik, permintaan yang baik, kemenangan yang baik, pengetahuan yang baik, perbuatan yang baik, pahala yang baik, kehidupan yang baik, dan kematian yang baik. Tetapkanlah (teguhkanlan)aku, beratkan timbanganku, kuatkanlah imanku, angkatlah derajatku, terimalah shalatku, ampunilah kesalahanku, dan aku meminta kepada-Mu tempat yang tinggi (mulia) di surga.

Senin, Juli 01, 2013

Tidak hanya sekedar kata “maaf ya…”



Beberapa kali ku temui orang yang sering sekali meminta maaf kepada orang lain. Memang si,, itu baik, namun terlalu seringnya minta maaf jadi seolah-olah ka maaf itu menjadi sesuatu hal yang lumrah dan wajar tanpa adanya usaha perbaikan dan pertanggungjawaban atas kata “maaf” yang telah diucapkan. Misalnya saja, “maaf, karena telah membuatmu menunggu”. Dan ucapan maaf itu selalu berulang setiap kali berjanji untuk bertemu tanpa ada usaha untuk tidak mengucapkan kata “maaf” lagi. Apakah itu esensi dari kata maaf???
Kalau aku si,, menyebalkan ya… mendengar kata maaf terus keluar dari mulut tanpa ada usaha untuk memperbaiki diri. Hanya maaf, maaf, maaf, dan maaf. Rasanya pengen berteriak “heiii,,, kalau memang ingin minta maaf, lakukan sesuatu dong. Jangan hanya maaf dan tidak ada usaha untuk memperbaikinya”. Yaa,, itulah aku. Tapi memang ada benarnya juga juga kan pendapatku? Kata maaf tidak akan bermakna tanpa adanya usaha untuk memperbaikinya. Lebih baik sering-sering berkata “terimakasih” kan, dari pada kata “maaf”.
 Jadi ingat kisahnya Aya dalam drama Jepang ‘one litre of tears’. Saat Aya mulai bergantung pada pertolongan orang lain untuk berjalan dan mengikuti pelajaran. Aya selalu bilang “maaf”, maaf karena telah merepotkan. Namun, sang ibu dengan sabar memberikan nasehat “jangan selalu meminta maaf, tapi ucapkan terimakasih kepada orang-orang yang telah membantumu”. Sejak saat itu ucapan terimakasih-lah yang selalu terucap dari bibir Aya saat menerima bantuan dari orang lain.

Selasa, Juni 25, 2013

Catatanku..



Kepekaan terhadap apa yang ada di sekitar kita memang tidak muncul dengan sendirinya ya,, harus dibiasakan sehingga kepekaan itu menjadi sebuah hal yang akan terjadi tanpa diperintah, dengan kata lain muncul sebagai sikap refleks. Ya, ya,,, sering banget dan banyak banget ngeliat orang-orang di sekitar kita ‘ga peka. Kayak yang barusan aja terjadi.. untung aja otakku langsung tanggap untuk memberi sinyal ‘SABAR’ pada hati dan mulutku,, kalo engga, wah habis sudah suaraku mengeluarkan kata-kata amarah. Huft,, alhamdulilah, masih bisa menahan nafsu untuk ‘ga marah.
Eitttt,,, tapi emang penting lho rasa peka itu. ‘Ga hanya peka kalau ada bencana alam aja, tapi juga terhadap hal kecil kita wajib peka. Misalnya, dengan hanya menyingkir sedikit saja dari jalan setapak untuk mempersilakan orang lewat. Itu juga sudah jadi nilai ‘plus’ kita tentang rasa peka. Bukannya malah keasyikan ngobrol sama teman2 jadi jalan setapak itu dikuasai sendiri dan ‘ga nyadar kalo orang lain juga mau lewat. Yups, peka untuk mendahulukan orang yang membutuhkan. Memang si, terkadang kita sendiri juga ‘ga peka, namun kalo ngeliat orang lain ‘ga peka gitu kita jadi bisa ngaca sendiri dan evaluasi diri. Jangan-jangan selama ini kita juga terlalu cuek akan kepentingan kita sendiri jadi tidak memperhatikan orang lain yang lebih membutuhkan.
---catatan evaluasi diri---

Selasa, Mei 07, 2013

Diskusi malam ini…



Fastabiqul khairat,, itulah tema diskusi IR 28 malam ini. Ya,, berlomba-lomba dalam kebaikan. Kebaikan tentunya akan berbuah dengan kebaikan juga. Kebaikan sebesar biji zarrah pun akan dicatat sebagai amal baik kita yang akan diperhitungkan nanti di akhir perhitungan amal. Sebenarnya materi/tema tentang kebaikan sangat tidak asing dengan keseharian kita. Namun terkadang,, kebaikan yang sering kita gembor-gemborkan hanya sebatan pengetahuan saja tanpa adanya aplikasi langsung di lapangan. Entah kenapa, hanya sedikit berbuat kabaikanpun terasa begitu berat untuk dilakukan padahal dengan kita memulai satu kabaikan, tidak hanya satu pahala saja yang kita terima melainkan kebaikan-kebaikan orang-orang yang mengikuti kita untuk melakukan kebaikan itu juga akan kita dapatkan. Dalam arti, dengan menjadi seorang pelopor kebaikan, maka seterusnya kebaikan-kebaikan orang-orang yang mengikuti kita akan kita dapatkan pula sampai akhir hayat. Subhanallah ya..
Eh, tetapi jangan lupa sebaliknya, dengan menjadi seorang pelopor kejahatan dan ada orang yang mengikutinya, maka dosa orang-orang yang melakukan kejahatan itu juga akan kita tanggung karena kitalah yang memulainya. Astagfirullahal’adhim,,, semoga kita termasuk orang-orang yang selalu dilindungi Allah SWT.. amiiin

Kamis, April 25, 2013

Hari ini masak apa ya??


“Hmm,, hari ini mask apa ya??”, itulah pertanyaan yang selalu terlintas tiap kali akan memasak. Ga’ usah bingung, yang terpenting memasak itu dengan hati yang senang dan sepenuh hati. Kalo masaknya setengah hati, yakin deh rasa masakannya juga pasti setengah sedap juga ^o^
“AHAA!!” aku tahu hari ini harus masak apa.. ^_^
Ini-nih resepnya,,,
Bahan:
Kubis/kol           1 glondong, potong kecil memanjang
Wortel                4 buah, potong kecil panjang
Kentang             4 buah, potong kotak kecil
Kembang kol     1 rangkai, potong kecil
Daun bawang     3 tangkai, potong kecil memanjang

Senin, Maret 25, 2013

Inisial ‘G’



Sebuah kisah dalam perjalanan hidup yang memberikan pengalaman berharga dalam hidupku bermasyarakat. Delapan bulan, ya… delapan bulan. Perjalanan hidup itu tidak pernah terlupakan. Kisah yang membuatku belajar banyak hal dalam hidup bermasyarakat. Mengetahui lebih dekat orang-orang yang baru dikenal. Memahami karakter dan sifat banyak orang melalui percakapan singkat. Dan yang pasti menjadikanku bermanfaat bagi orang lain. Bisa membantu orang lain dalam segala hal, membuatku menjadi sosok pribadi yang ‘nyata’.
Hampir setiap hari kujalani hari-hariku di sana. Meskipun sendiri, tetapi aku bahkan tidak pernah merasakan sendiri sedikitpun. Banyak orang-orang disekitar yang selalu menyapa, bercanda, memberi, dan berbagi. Pengalaman yang menyadarkanku akan pentingnya hidup bermasyarakat. Hidup bersama dengan makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Dalam keadaan seperti itulah kesabaran, pengertian, dan kepedulian kita dipertanyakan. Apakah selama ini dalam bermasyarakat kita sudah memberikan yang terbaik bagi orang-orang di sekitar kita? Seberapa besarkah kita memberikan perhatian kepada orang-orang di sekitar kita? Terkadang tidak pernah terpikir bagaimana diri kita dinilai oleh orang lain. Terkadang kita hanya sudah merasa baik hanya dengan menyapa mereka. Namun, apakah hanya karena itu saja kita sudah dikatakan bermasyarakat? Dan sudah cukup baik sebagai tetangga atau teman se-kompleks?